Waspada! Gerombolan Pelaku Curanmor Makin Berani Bersenjata Tajam Melanda Mojokerto
Mojokerto- Suasana waspada dan cemas menyelimuti warga Kabupaten Mojokerto. Dalam sepekan terakhir, gelombang aksi pencurian kendaraan bermotor curanmor terjadi secara masif dan terorganisir, menandakan adanya peningkatan brutalitas yang mengkhawatirkan. Yang paling mencemaskan, para pelaku kini tak segan menunjukkan kekerasan, bahkan menggunakan senjata tajam untuk menggasak kendaraan milik warga.

Baca Juga : DPRD Sidak MBG Temukan Fakta Mencengangkan Di Balik Program Makanan Gratis
Tidak hanya terjadi di tempat sepi, aksi nekat ini berlangsung di area parkir minimarket, dalam lingkungan kampus, hingga di pelataran masjid—lokasi-lokasi yang seharusnya menjadi tempat yang aman. Berikut adalah ringkasan kronologi kejadian yang meresahkan masyarakat:
1. Minimarket di Desa Pacing: Korban Berusia Muda di Tempat Kerja
Gelombang Kasus terbaru menimpa Salma Norsaida (21), seorang karyawan minimarket di Desa Pacing, Kecamatan Bangsal. Pada Senin malam pukul 19.00 WIB, motor Honda Vario putih miliknya (S 2215 TH) raib digasak dua orang penjahat yang tiba dengan mengendarai motor Honda Beat hijau.
Berdasarkan rekaman CCTV, pelaku tampak melakukan pengintaian dan memanfaatkan kelengahan korban yang baru saja datang dan belum sempat mengunci setir motornya. Dengan sangat cepat dan terlatih, mereka menjebol kontak motor menggunakan kunci T dan melarikan kendaraan ke arah Kota Mojokerto dalam hitungan detik.
“Saya sedang di dalam kasir. Mereka sama sekali tidak masuk ke toko. Waktu itu ada dua motor terparkir, dan mereka langsung menargetkan motor saya,” ujar Salma yang telah melaporkan kejadian tersebut kepada kepolisian.
2. Kampus Universitas di Gayaman: Berkedok Penumpang Ojol
Sehari sebelumnya, aksi serupa terjadi di lingkungan kampus Universitas Bina Sehat PPNI, Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar. Pada siang bolong pukul 15.00 WIB, seorang mahasiswa menjadi korban setelah motor Honda Vario merahnya (W 3793 UB) raib dari area parkir kampus.
Modus operandinya cukup licik: pelaku datang dengan menumpang ojek online, menyamar layaknya seorang tamu kampus. Setelah berhasil mengambil motor, ia dengan leluasa keluar meninggalkan kampus mengendarai motor hasil curiannya.
3. Masjid Besar Baitul Muttaqqin, Kutorejo: Ancaman Parang di Tempat Ibadah
Puncak keberanian pelaku terjadi di Masjid Besar Baitul Muttaqqin, Kutorejo. Enam orang pelaku yang datang menggunakan tiga motor menyerbu area parkir masjid. Tiga orang bertindak sebagai eksekutor pencurian.
Seorang jemaah yang hendak memergoki justru dihadang dengan ancaman senjata tajam. “Seorang jemaah sempat berteriak, tetapi langsung diancam dan diacungi parang. Melihat hal itu, jemaah yang lain memilih mundur karena takut,” jelas Miftahul Anwar, salah seorang pengurus masjid. Dalam sekejap, tiga motor milik jemaah berhasil dibawa kabur menuju arah Dlanggu.
4. Desa Kedungmaling, Sooko: Aksi yang Digagalkan Warga
Berbeda dengan tiga kasus sebelumnya, Gelombang aksi curanmor di Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, berakhir dengan kegagalan bagi pelaku. Upaya pencurian motor Honda Supra (W 6592 KW) milik Ainur Rofiq (34) pada dini hari pukul 01.45 berhasil digagalkan oleh kewaspadaan warga.
Tiga dari lima pelaku berhasil diamankan. Salah satunya, Mustofa (29) asal Surabaya, sempat menjadi bulan-bulanan warga yang geram. Dua lainnya, Top Roni (34) asal Sampang dan Tri Susanto (22) asal Madura, ditangkap polisi saat mencoba melarikan diri di Jalan Raya Bypass Mertex. Dua pelaku lainnya masih dalam pengejaran.
Peringatan dan Imbauan dari Kepolisian
Kanit Reskrim Polsek Sooko, Iptu Arip, mengonfirmasi bahwa pelaku beraksi dalam kelompok besar. “Dari pengakuan pelaku, mereka berjumlah lima orang dalam satu komplotan. Tiga telah diamankan, dan dua lainnya masih buron,” jelasnya.
Menyikapi maraknya kejadian ini, masyarakat diimbau untuk:
-
Selalu mengunci kendaraan dengan baik, bahkan saat hanya ditinggal sebentar.
-
Memarkir kendaraan di tempat yang ramai dan terkena cahaya.
-
Memasang perangkat keamanan tambahan seperti alarm, kunci roda, atau GPS tracker.
-
Segera melaporkan setiap orang atau kejadian mencurigakan di lingkungan sekitar ke pihak berwajib.
Pola aksi yang berani, terorganisir, dan disertai kekerasan ini menunjukkan bahwa masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan secara ekstra. Kerja sama antara warga dan aparat keamanan menjadi kunci utama untuk memutus rantai kejahatan yang semakin meresahkan ini.





