, ,

Perahu Rp 1,3 Miliar di Mojokerto Akhirnya Diselamatkan

oleh -411 Dilihat

Perahu Mangkrak di Taman Bahari Mojopahit Akhirnya Dievakuasi Setelah Terbengkalai Dua Tahun – Pemkot Mojokerto Ambil Tindakan

MOJOKERTO- Setelah dua tahun terbengkalai tanpa pernah digunakan, akhirnya sejumlah perahu milik Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto yang terparkir di area Taman Bahari Mojopahit (TBM) berhasil dievakuasi. Evakuasi Perahu ini dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih parah pada aset senilai Rp 1,3 miliar tersebut, sekaligus menyikapi desakan dari anggota dewan yang sebelumnya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi.

<yoastmark class=

Baca Juga :  PLN Mojokerto Lakukan Pemadaman Selama 7 Jam dan Terjadi di Wilayah Ini

Proses Evakuasi Dilakukan Pagi Hari

Pada pukul 08.00 WIB, tim gabungan dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporpar), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Mojokerto terlihat sibuk di lokasi. Mereka membawa truk pengangkut dan peralatan untuk memindahkan perahu-perahu yang sudah dibongkar bagian-bagiannya. Satu per satu, perahu tersebut diangkat ke atas truk untuk dibawa ke gudang penyimpanan milik Pemkot di Jalan Raya Surodinawan.

“Kami memindahkan perahu-perahu ini ke gudang di Surodinawan agar kondisinya tidak semakin rusak akibat cuaca,” jelas salah seorang petugas di lokasi.

Nasib Perahu Rp 1,3 Miliar yang Tak Pernah Dipakai

Perahu-perahu tersebut merupakan hasil pengadaan pada tahun 2023 dengan anggaran mencapai Rp 1,3 miliar. Awalnya, perahu ini direncanakan untuk mendukung wisata air di Taman Bahari Mojopahit. Namun, karena tidak adanya shelter dan dermaga yang memadai, perahu-perahu tersebut pun mangkrak dan tidak pernah digunakan.

Beberapa waktu lalu, anggota DPRD Kota Mojokerto melakukan sidak dan menemukan kondisi perahu yang sudah mulai rusak akibat terpapar panas dan hujan. Mereka pun mendesak Disporpar untuk segera memindahkan aset tersebut agar tidak semakin rusak.

Rencana Pembangunan Shelter dan Dermaga

Meski sempat menjadi sorotan karena pembeliannya dinilai kurang bermanfaat, Pemkot Mojokerto menyatakan bahwa perahu-perahu ini akan difungsikan seiring dengan rencana pembangunan shelter dan dermaga di Taman Bahari Mojopahit. Jika proyek tersebut terealisasi, perahu wisata ini diharapkan dapat menjadi daya tarik baru bagi pengunjung.

Sebanyak 15 unit perahu akhirnya dipindahkan ke gudang penyimpanan untuk menjaganya dari kerusakan lebih lanjut. Langkah ini diharapkan bisa menjadi titik awal perbaikan pengelolaan aset Pemkot, sekaligus menjawab kritik masyarakat terkait pemborosan anggaran.

Masyarakat Berharap Aset Tidak Lagi Terabaikan

Kejadian ini memantik pertanyaan publik tentang efektivitas perencanaan pengadaan barang oleh Pemkot. Banyak yang berharap, ke depannya, pembelian aset besar seperti ini benar-benar dipersiapkan dengan matang, termasuk infrastruktur pendukungnya, sehingga tidak berujung pada pemborosan anggaran.

“Semoga setelah dipindahkan, perahu-perahu ini benar-benar bisa dimanfaatkan, bukan cuma disimpan sampai rusak lagi,” harap seorang warga yang mengetahui evakuasi tersebut.

Dengan adanya langkah evakuasi ini, Pemkot Mojokerto berkomitmen untuk mengevaluasi pengelolaan asetnya, sekaligus memastikan bahwa perahu-perahu tersebut akan segera digunakan begitu fasilitas pendukungnya siap.

Dari Sidak DPRD ke Tindakan Nyata

Anggota DPRD Kota Mojokerto sebelumnya menyoroti nasib perahu-perahu ini saat inspeksi mendadak. Mereka menemukan kondisi memprihatinkan—cat mengelupas, kayu lapuk, dan besi berkarat—setelah terpapar terik matahari dan hujan tanpa perlindungan. Tekanan dari dewan memicu aksi cepat pemindahan aset ini sebelum kerusakan bertambah parah.

“Kami tidak ingin uang rakyat Rp 1,3 miliar ini terbuang percuma. Perahu harus diselamatkan sembari menunggu pembangunan dermaga,” tegas salah seorang anggota dewan yang turun langsung memantau evakuasi.

Menanti Janji Pembangunan Shelter

Pemkot Mojokerto kini menegaskan bahwa perahu-perahu ini akan segera berlayar begitu pembangunan shelter dan dermaga di TBM rampung. Rencana ini sebenarnya sudah mengemuka sejak 2023, tetapi realisasinya masih terkatung-katung. Masyarakat mulai bertanya-tanya: kapan proyek pendukung ini benar-benar dimulai?

Berdasarkan dokumen perencanaan, pembangunan dermaga kecil seharusnya mulai digarap awal 2024. Namun hingga Agustus 2025, belum ada tanda-tanda groundbreaking. Kepala Disporpar Kota Mojokerto menyatakan, pihaknya sedang mempercepat proses lelang penyedia jasa. “Kami targetkan akhir tahun ini sudah ada kepastian,” ujarnya.

Antara Harapan dan Kekhawatiran Warga

Evakuasi perahu memang memberi secercah harapan, tetapi warga sekitar TBM masih skeptis. “Dua tahun dibiarkan rusak, sekarang dipindah ke gudang. Kami khawatir nanti malah terlupakan di sana,” ujar Andik, pedagang kaki lima di sekitar taman.

Kekhawatiran serupa juga disampaikan pegiat antikorupsi setempat. Mereka mendesak Pemkot transparan soal timeline pembangunan dermaga dan mengalokasikan anggaran yang jelas.

Peluang Revitalisasi Taman Bahari Mojopahit

Di balik polemik ini, TBM sebenarnya menyimpan potensi besar sebagai destinasi wisata air.

Beberapa pengusaha travel bahkan sudah menyatakan minat berkolaborasi. “Kami siap mempromosikan paket wisata air begitu fasilitas siap. Ini bisa jadi daya tarik baru Mojokerto,” tutur Manajer CV Nirwana Wisata yang telah mengantongi izin operasional.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.