, ,

Terobosan Cerdas Pemdes Gayaman Sistem Hidroponik Untuk Kemandirian Pangan

oleh -189 Dilihat

Hijau dan Segar di Laya Sempit: Inovasi Hidroponik Desa Gayaman Wujudkan Ketahanan Pangan Keluarga

Mojokerto- Semangat untuk menciptakan kemandirian dan ketahanan pangan terus digelorakan oleh Pemerintah Desa Pemdes Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Kali ini, sebuah terobosan cerdas dihadirkan melalui pengembangan sistem pertanian hidroponik yang mulai digalakkan sejak September lalu. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan ekonomi warga, tetapi juga memastikan setiap keluarga dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, khususnya sayuran segar dan protein ikan, langsung dari pekarangan rumah.

Terobosan Cerdas Pemdes Gayaman Sistem Hidroponik Untuk Kemandirian Pangan
Terobosan Cerdas Pemdes Gayaman Sistem Hidroponik Untuk Kemandirian Pangan

Baca Juga : Polisi Gagalkan Arena Sabung Ayam Berkedok Peternakan Di Mojokerto

Program yang mendapat sambutan hangat ini bukanlah tanpa dukungan. Kepala Desa Gayaman, Joko Wahyudi, mengungkapkan bahwa inovasi hidroponik ini mendapatkan sokongan penuh dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.

“Alhamdulillah, kami tidak hanya mendapat bimbingan teknis, tetapi juga menerima bantuan sarana praproduksi secara cuma-cuma. Bantuan ini sangat berarti untuk memulai langkah pertama,” ujar Joko.

Bantuan yang dimaksud sangat lengkap dan langsung aplikatif, terdiri dari:

  • 5.000 butir benih sayuran: berupa sawi, selada, bayam, kangkung, dan pakcoy (masing-masing 1.000 butir).

  • 4.000 ekor bibit ikan lele untuk budidaya sistem akuaponik yang terintegrasi.

  • Media tanam dan peralatan pendukung lainnya.

Tidak Hanya Bantuan, Tetapi Ilmu yang Berkelanjutan

Keberhasilan sebuah program tidak hanya ditentukan oleh bantuan material, melainkan oleh kapasitas sumber daya manusianya. Menyadari hal ini, Pemdes Gayaman tidak sekadar membagikan bantuan. Sebanyak 40 orang warga yang terpilih mengikuti pelatihan intensif tentang teknis bercocok tanam dengan metode hidroponik di lahan terbatas.

“Prinsipnya, kami ingin program ini berjalan efektif. Oleh karena itu, para peserta tidak hanya dilatih di awal, tetapi juga didampingi secara berkala oleh instruktur dari Dinas Pertanian dan pendamping mandiri yang berpengalaman. Mereka diajarkan mulai dari penyemaian, perawatan, hingga panen yang benar,” jelas Joko Wahyudi.

Dampak Jangka Panjang: Dari BUMDes hingga ke Rumah Warga

Setelah fase pelatihan dan pembibitan awal, program ini kini dikelola dengan sinergi yang baik oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Tujuannya adalah agar inovasi ini bisa menyebar dan diadopsi oleh lebih banyak rumah tangga.

“Awalnya kami mendapat bantuan dari dinas provinsi. Kini, BUMDes yang mengembangkan dan mendorong program ini hingga ke rumah-rumah warga. Harapannya, setiap rumah bisa memiliki ‘supermarket’ sehatnya sendiri,” tambah Joko antusias.

Dengan sistem hidroponik dan akuaponik, warga bisa memanen sayuran organik dan ikan lele secara bersamaan. Hasilnya tidak hanya untuk konsumsi keluarga sendiri, tetapi juga berpotensi menambah pendapatan jika menghasilkan surplus.

Menanti Panen Pertama dan Keberlanjutan Program

Joko Wahyudi dan seluruh warga berharap agar panen pertama dapat dinikmati dalam waktu kurang dari empat bulan ke depan. Namun, yang lebih penting dari sekadar panen adalah keberlanjutan program ini.

“Tahapannya sudah kami jalani, mulai dari pembibitan hingga perawatan. Impian besar kami adalah program ini bisa berjalan secara berkelanjutan tanpa batas waktu, menjadi budaya baru warga Gayaman dalam mengelola pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga yang lebih sehat dan mandiri,” pungkasnya penuh harap.

Terobosan Melalui langkah nyata ini, Desa Gayaman tidak hanya menanam sayuran, tetapi juga menabur benih kemandirian yang suatu hari nanti akan dituai sebagai kesejahteraan bersama.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.