, ,

Dua Desa di Mojokerto Langganan Kekeringan Setiap Musim Kemarau

oleh -525 Dilihat

Krisis Air Mengancam! Dua Desa di Utara Sungai Brantas Mojokerto Waspadai Kekeringan Ekstrem

Berita Mojokerto- Musim kemarau kembali menjadi ancaman serius bagi warga di dua desa di wilayah utara Sungai Brantas, Kabupaten Mojokerto. Desa Bendung (Kecamatan Jetis) dan Desa Simongagrok (Kecamatan Dawarblandong) menjadi langganan kekeringan setiap tahun, dengan ratusan keluarga terdampak krisis air bersih. Tahun lalu, kondisi terparah terjadi sejak September, memaksa warga bergantung pada bantuan air bersih dari pemerintah.

Dua Desa di Mojokerto Langganan Kekeringan Setiap Musim Kemarau
Dua Desa di Mojokerto Langganan Kekeringan Setiap Musim Kemarau

Baca Juga :  Pemkab Perketat Penggunaan Sound Horeg

Desa Bendung: Sumur Bor Mengering, Warga Waspada

Syafa’at, Kepala Desa Bendung, mengungkapkan bahwa hingga saat ini kebutuhan air warga masih terpenuhi berkat hujan sporadis yang turun belakangan ini. Namun, ancaman kekeringan tetap membayangi. Dusun Bantengan pernah mengalami krisis air pada Oktober 2024, di mana sumur bor warga mengering dan sekitar 40 KK kesulitan mendapatkan air bersih. Sementara di Dusun Kaliusin, debit air sempat menurun drastis meski belum sampai memicu darurat.

“Kami terus memantau kondisi sumber air. Jika musim kemarau makin panjang, kami khawatir krisis akan terulang,” ujar Syafa’at. Pihak desa berencana melakukan pengecekan rutin untuk mengantisipasi kelangkaan air.

Desa Simongagrok: Bantuan Sumur Bor Jadi Penyelamat

Nasib serupa dialami warga Dusun Tempuran, Desa Simongagrok, yang langganan kekeringan setiap tahun. Siswono, Kepala Desa Simongagrok, menjelaskan bahwa weslik (sumber mata air) di dusun tersebut masih mengalir berkat hujan yang sesekali turun. Namun, jika kemarau semakin ekstrem, warga bisa kembali kesulitan.

Tahun lalu, 110 KK di Dusun Tempuran yang berbatasan dengan Lamongan harus bergantung pada bantuan air bersih dari BPBD sebanyak 5.000 liter per dua hari. Untungnya, bantuan pembuatan sumur bor di Dusun Jumblangsari oleh TNI AD pada Februari lalu sedikit meringankan beban warga.

“Sumur bor ini sangat membantu, terutama saat musim kemarau seperti sekarang,” kata Siswono.

BPBD Mojokerto Siaga Antisipasi Kekeringan

Abdul Khakim, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, menyatakan bahwa belum ada laporan kekeringan serius di utara Sungai Brantas. Namun, pihaknya terus memantau dan meminta desa-desa segera melapor jika terjadi kelangkaan air.

Sementara itu, BPBD sudah bergerak cepat menangani krisis air di tiga desa di lereng Gunung Penanggungan, yaitu Desa Kunjorowesi, Manduro Manggung Gajah (Kecamatan Ngoro), dan Duyung (Kecamatan Trawas). Sejak 29 Juli, bantuan air bersih telah didistribusikan untuk 6.425 jiwa yang terdampak.

Ancaman Kekeringan Makin Nyata, Apa Solusi Jangka Panjang?

Fenomena kekeringan di Mojokerto bukanlah hal baru. Namun, dengan perubahan iklim yang semakin ekstrem, ancaman krisis air bersih kian mengkhawatirkan. Beberapa langkah yang bisa dipertimbangkan antara lain:

  1. Pembangunan embung atau waduk kecil untuk menampung air hujan.

  2. Pengeboran sumur dalam di titik-titik rawan kekeringan.

  3. Peningkatan sistem irigasi untuk memastikan distribusi air lebih merata.

  4. Edukasi hemat air kepada masyarakat.

Dengan persiapan matang dan respons cepat dari pemerintah, diharapkan warga tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih saat musim kemarau datang.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.