Geliat Ekonomi Bermula dari Dawarblandong: Desa Gunungsari Jadi Pelopor KDMP Pertama di Mojokerto
Mojokerto- Sebuah babak baru untuk kemandirian ekonomi desa ditorehkan di Desa Gunungsari, Kecamatan Dawarblandong. Dalam sebuah momen bersejarah, desa ini menjadi lokasi pertama di Kabupaten Mojokerto yang melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan gedung Koperasi Desa Merah Putih KDMP. Acara ini bukan hanya sekadar seremonial, melainkan sebuah deklarasi semangat gotong royong antara pemerintah, TNI, dan seluruh elemen masyarakat untuk membangun pusat perekonomian dari tingkat paling akar rumput.

Baca Juga : Operasi Hiburan Malam Gulung Pramusaji Yang Jadi Mucikari Di Karaoke Puri Indah
Suasana di lokasi pembangunan terasa hangat dan penuh antusias. Kehadiran para pejabat teras, seperti Bupati Mojokerto Muhammad Albarraa, Dandim 0815 Mojokerto Letkol Inf Abi Swanjoyo, dan Danrem 082/CPYJ Kolonel Inf Batara Alex Bulo, menegaskan betapa penting dan strategisnya proyek nasional ini. Yang membuatnya lebih spesial, momen ini diselenggarakan secara serentak dan virtual dengan 800 desa lainnya di seluruh Indonesia, menjadikan Desa Gunungsari sebagai bagian dari sebuah gerakan besar bangsa.
Sebuah Gerakan Nasional yang Menyentuh Desa
Dalam sambutannya, Bupati Muhammad Albarraa menekankan bahwa program KDMP ini merupakan turunan langsung dari Nawacita Presiden RI.
“Koperasi Merah Putih adalah instrumen nyata yang kita wujudkan bersama untuk mempersembahkan yang terbaik bagi masyarakat,” ujar Bupati Albarraa. “Ini bukan sekadar pembangunan gedung, tetapi tentang membangun fondasi ekonomi yang kuat dengan semangat kegotongroyongan, di mana masyarakat menjadi pelaku utama.”
Pernyataan tersebut diamini oleh Dandim 0815 Mojokerto, Letkol Inf Abi Swanjoyo, yang menjelaskan skala visioner dari program ini. “Hari ini kita memulai dari 800 titik pionir di seluruh Indonesia. Ini adalah langkah awal. Ke depan, target kita adalah membangun 20.000 hingga 80.000 Koperasi Merah Putih hingga menjangkau seluruh pelosok negeri,” paparnya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah pusat untuk mendorong pemerataan ekonomi hingga ke daerah-daerah terpencil.
Kebanggaan dan Harapan Warga Gunungsari
Bagi Kepala Desa Gunungsari, Susanto, terpilihnya desanya sebagai yang pertama di Mojokerto adalah sebuah kehormatan dan kebanggaan.
“Launching ground breaking hari ini adalah suntikan semangat baru bagi kami semua,” ucap Susanto dengan penuh keyakinan. “Ini menjadi bukti bahwa desa kami siap dan berkomitmen untuk menggerakkan roda kemandirian ekonomi. Koperasi ini akan menjadi rumah bersama bagi warga untuk sejahtera.”
Susanto, yang akrab disapa Santo, juga membeberkan rencana konkret pengelolaan KDMP. Beberapa unit usaha yang sesuai dengan potensi lokal akan segera dikembangkan. Yang menarik, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang telah ada akan diintegrasikan ke dalam struktur Koperasi Merah Putih.
“Untuk memastikan pengelolaannya profesional, kami akan membentuk kepengurusan baru. Nantinya, BUMDes akan menjadi salah satu unit usaha di bawah naungan Koperasi Merah Putih Gunungsari. Ini untuk menyinergikan semua potensi yang ada, bukan menggantikan,” jelasnya.
Manfaat Berlipat bagi Masyarakat Lokal
Keberadaan KDMP di tingkat desa diyakini akan membawa dampak positif yang signifikan dan berkelanjutan. Fungsi utamanya adalah sebagai penggerak utama perekonomian lokal, yang diharapkan dapat:
- 
Menciptakan Lapangan Kerja: Dengan beragam unit usaha yang akan dibuka, KDMP akan menyerap tenaga kerja dari warga sekitar, mengurangi angka pengangguran. 
- 
Mengurangi Kemiskinan Ekstrem: Dengan memberikan akses permodalan, pelatihan, dan pemasaran yang lebih mudah, koperasi memberdayakan masyarakat berpenghasilan rendah untuk meningkatkan taraf hidupnya. 
- 
Menjaga Stabilitas Harga: KDMP berpotensi menjadi buffer (penyangga) inflasi dengan menyalurkan kebutuhan pokok warga dengan harga yang lebih terjangkau dan stabil. 
- 
Menjadi Pusat Layanan Ekonomi Desa: Koperasi ini akan bertransformasi menjadi one-stop service bagi warga, mulai dari simpan-pinjam, penjualan saprotan (sarana produksi pertanian), hingga pemasaran hasil bumi dan UMKM. 
“Koperasi Desa Merah Putih Gunungsari ini punya potensi besar untuk menjadi jantung ekonomi desa,” tandas Susanto dengan optimis. “Produk dan layanannya akan sangat beragam, disesuaikan dengan kebutuhan riil warga. Intinya, semua untuk kesejahteraan bersama.”
Dengan dimulainya pembangunan fisik ini, harapan baru bagi perekonomian warga Desa Gunungsari dan sekitarnya pun mulai menggeliat. Kini, semua mata tertuju pada bagaimana semangat dari peletakan batu pertama ini dapat diwujudkan menjadi kemakmuran yang nyata dan berkelanjutan.

 
 
 
     
     
   
											 





 
										 
										 
										